Batman Begins - Help Select November 2013 | PMR SMA N 2 TEBO

Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Minggu, 10 November 2013

: Pembalutan dan Pembidaian

Pembalut adalah bahan yang digunakan untuk menutup luka.
Penutup luka adalah bahan yang diletakkan tepat di atas luka
Fungsinya : membantu mengendalikan pendarahan, mengurangi rasa nyeri, mempercepat penyembuhan, mencegah kontaminasi lebih lanjut, mencegah masuknya bakteri.
Fungsi pembalut :
-          menekan membantu mengendalikan pendarahan
-          menjadi penopang untuk bagian yang cedera
-          mempertahankan penutup luka
v  Jenis-jenis pembalut
-          mitella : pembalut segitiga
-          kasa pembalut
-          pembalut pita / gulung : kain kasa
-          pembalut cepat : handsaplast
-          plaster cepat
-          pembalut penekan : ikan pinggang warna orange
PEMBIDAIAN
Adalah suatu alat bantu untuk menghindari pergerakan, melindungi dan menstabilkan bagian tubuh yang cedera.
v  Tujuan
-          mengurangi terjadinya cedera baru
-          memberi istirahat pada tulang yang patah
-          mengurangi nyeri
-          mempercepat penyembuhan
-          mengurangi pendarahan
-          mencegah pergeseran tulang yang patah
v  Macam-macam bidai
-          bidai keras : semen
-          bidai yang dapat dibentuk : dipakai dibagian leher atau penyangga leher
-          bidai traksi : spalak
-          gendongan  : patah tulang tangan
-          bidai infrovisasi : bidai yang dibuat secara spontan
v  Lipatan – lipatan mitella
-          lipatan dasar : 5 – 10 cm
-          lipatan 4
-          lipatan 6
-          lipatan 8

. Pertolongan Pertama

Apakah Definisi Pertolongan Pertama ?
Pertolongan Pertama (PP) adalah perawatan pertama yang diberikan kepada orang yang mendapat kecelakaan atau sakit yang tiba-tiba datang sebelum mendapatkan pertolongan dari tenaga medis.  Ini berarti :
  • Pertolongan Pertama harus diberikan secara cepat.
  • Pertolongan Pertama harus tepat sehingga akan meringankan sakit korban bukan menambah sakit korban
Apa saja Tujuan utama Pertolongan Pertama?
Tujuan utama pertolongan pertama adalah untuk :
  • Mempertahankan penderita tetap hidup atau terhindar dari maut
  • Membuat keadaan penderita tetap stabil
  • Mengurangi rasa nyeri, ketidak-nyamanan dan rasa cemas
  • Menghindarkan kecacatan yang lebih parah
Siapa saja Pelaku Pertolongan Pertama ?
Pelaku pertolongan pertama adalah penolong yang pertama kali tiba di tempat kejadian yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar. Secara umum semua orang boleh memberikan pertolongan.

Klasifikasi Penolong:
a.   Orang Awam : Tidak terlatih atau memiliki sedikit pengetahuan pertolongan pertama
b.   Penolong pertama : Kualifikasi ini yang dicapai oleh KSR PMI
c.   Tenaga Khusus/Terlatih :
      Tenaga yang dilatih secara khusus untuk menanggulangi kedaruratan di Lapangan
Apa saja Kualifikasi Seorang Pelaku Pertolongan Pertama ?
Agar dapat menjalankan tugas, petugas penolong harus memiliki kualifikasi sebagai berikut
  • Jujur dan bertanggungjawab.
  • Memiliki sikap profesional, kematangan emosi. dan Kemampuan bersosialisasi.
  • Selalu dalam keadaan siap, khususnya secara fisik
  • Kemampuannya nyata terukur sesuai sertifikasi PMI.
Apa saja Kewajiban Pelaku Pertolongan Pertama ?
  • Menjaga keselamatan diri, anggota tim, penderita dan orang sekitarnya
  • Dapat mengenali dan mengatasi masalah yang mengancam nyawa
  • Memberikan pertolongan dengan cepat dan tepat berdasarkan keadaan korban
  • Meminta bantuan / rujukan
  • Ikut menjaga kerahasiaan dengan petugas lain yang terlibat
  • Mempersiapkan untuk ditransportasikan
Peralatan Dasar Pelaku Pertolongan Pertama (Alat Pelindung Diri)
Sarung Tangan Lateks
berguna untuk melindungi diri karena pada dasarnya semua cairan tubuh dianggap dapat menularkan penyakit
Kacamata Pelindung
berguna untuk melindungi mata dari percikan darah maupun mencegah cedera akibat benturan atau kelilipan pada mata saat melakukan pertolongan.
Baju pelindung
berguna untuk mencegah merembesnya cairan tubuh penderita melalui baju penolong.
Masker Penolong
berguna untuk mencegah penularan penyakit penyakit melalui udara.
Masker RJP
diperlukan bila akan melakukan tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP)
Helm
Dipakai apabila akan bekerja di tempat yang rawan akan jatuhnya benda untuk mencegah terjadinya cedera pada kepala saat melakukan pertolongan. 
    Apa saja Peralatan yang dibutuhkan dalam Pertolongan Pertama?
  • Penutup Luka misalnya kasa steril
  • Pembalut misalnya pembalut segitiga (mitella) dan pembalut gulung
  • Cairan Antiseptik misalnya alkohol
  • Cairan Pencuci Mata misalnya boorwater
  • Peralatan stabilisasi misalnya bidai dan papan spinal panjang
  • Gunting
  • Senter
  • Tandu
  • Tensimeter dan Stetoskop
  • Kapas
  • Pinset
  • Senter
  • Alat Tulis
  • Kartu penderita
Bagaimana Prinsip Dasar Pertolongan Pertama ?
Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan adalah sebagai berikut:
  • Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya
  • Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
  • Biasakan membuat catatan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain
Alat Bantu pada Pertolongan Pertama
1.    Perban
Perban adalah bahan yang digunakan untuk menutup luka dengan tujuan untuk membantu menghentikan pendarahan dan menyerap cairan yang keluar dari luka juga mencegah terjadinya kontaminasi kuman.
Bila perban tidak tersedia dapat digunakan bahan lain seperti sapu tangan, sarung tangan, lembaran kain atau pakaian yang bersih. Jika memungkinkan, bahan tersebut disterilkan dengan merebusnya selama 15 menit kemudian baru dikeringkan. Pada saat menutup luka usahakan perban lebih lebar beberapa sentimeter dari pinggiran luka untuk mencegah kontaminasi kotoran atau kuman.
2.    Pembalut / bebat
Bebat atau balutan adalah bahan yang sering digunakan untuk melapis luka sehabis diperban. Kegunaannya adalah untuk menbantu menghentikan pendarahan, mengurangi terjadinya pembengkakan dan mendukung bagian otot yang terluka supaya menyatu kembali.
3.     Mitella (pembalut segitiga)



  • Bahan pembalut dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki dengan berbagai ukuran. Panjang kaki antara 50-100 cm
  • Pembalut ini biasa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku, telapak tangan, pinggul, telapak kaki, dan untuk menggantung lengan.
  • Dapat dilipat-lipat sejajar dengan alasnya dan menjadi pembalut bentuk dasi.

    4.     Dasi (cravat)
  • Merupakan mitella yang dilipat-lipat dari salah satu ujungnya sehingga berbentuk pita dengan kedua ujung-ujungnya lancip dan lebarnya antara 5-10 cm.
  • Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau bagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut, betis, dan kaki yang terkilir.
  • Cara membalut:
        o  Bebatkan pada tempat yg akan dibalut sampai kedua ujungnya dapat diikatkan
        o  Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor, dengan cara  sebelum diikat arahnya
            saling menarik
        o  Kedua ujung diikatkan secukupnya
    5.     Pita (pembalut gulung)
    Dapat terbuat dari kain katun, kain kasa, flanel atau bahan elastis. Yang paling sering adalah kasa. Hal ini dikarenakan kasa mudah menyerap air dan darah, serta tidak mudah kendor.
    Macam ukuran lebar pembalut dan penggunaannya:
    1.  2,5 cm : untuk jari-jari
    2.  5 cm : untuk leher dan pergelangan tangan
    3.  7,5 cm : untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis dan kaki
    4.  10 cm : untuk paha dan sendi pinggul
    5.  10-15 cm : untuk dada, perut dan punggung.


    Cara membalut anggota badan (tangan/kaki):
    1. Sangga anggota badan yang cedera pada posisi tetap
    2. Pastikan bahwa perban tergulung kencang
    3. Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian tubuh, yang akan dibalut dari distal ke proksimal (terakhir ujung yang dalam tadi diikat dengan ujung yang lain secukupnya). Atau bisa dimulai dari bawah luka (distal), lalu balut lurus 2 kali.
    4. Dibebatkan terus ke proksimal dengan bebatan saling menyilang dan tumpang tindih antara bebatan yang satu dengan bebatan berikutnya. Setiap balutan menutupi dua per tiga bagian sebelumnya.
    5. Selesaikan dengan membuat balutan lurus, lipat ujung perban, kunci dengan peniti atau jepitan perban.


    6.    Plester (pembalut berperekat)
  • Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulang. Cara pembidaian langsung dengan lester disebut strapping. Plester dibebatkan berlapis-lapis dari distal ke proksimal dan untuk membatasi gerakan perlu pita yang masing-masing ujungnya difiksasi lengan plester.
  • Untuk menutup luka yang sederhana dapat dipakai plester yang sudah dilengkapi dengan kasa yang mengandung antiseptik (Tensoplast, Band-aid, Handyplast dsb).
    Cara membalut luka terbuka dengan plester:
    1. Luka diberi antiseptik
    2. Tutup luka dengan kassa
    3. Baru letakkan pembalut plester.
     7.    Kassa Steril
  • Kasa steril ialah potongan-potongan pembalut kasa yang sudah disterilkan dan dibungkus sepotong demi sepotong. Pembungkus tidak boleh dibuka sebelum digunakan.
  • Digunakan untuk menutup luka-luka kecil yang sudah didisinfeksi atau diobati (misalnya sudah ditutupi sofratulle), yaitu sebelum luka dibalut atau dipleste
  • Senin, 04 November 2013

    asalamualaikum wr. wb
    gmna kabar.a sob,, maksih udah ngunjungi blog gue,,
    giniiiiii,,, PMR ini adalah anak dari PMI, jadi PMR ini adalah organisasi yg berada di di sekolah-sekolah, lain sama PMI, biasanya organisai itu udah ada mulai dari kabupaten,
    ni gue ksh tau sejarah PMI di indonesia, kalau di negara asalnya pasti kalian udh pada tau kan....
    Ni dia,,,,........

    SEJARAH PMI DI INDONESIA
    Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum Perang Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.

    Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 1932. Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia. Mereka berusaha keras membawa rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun akhirnya ditolak mentah-mentah. Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu kesempatan yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembali disimpan.

    Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada tanggal 3 September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional. Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5 September 1945 membentuk Panitia 5 yang terdiri dari: dr R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis), dan dr Djuhana; dr Marzuki; dr. Sitanala (anggota).

    Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 September 1945 dan merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Oleh karena kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional dan disahkan keberadaannya secara nasional melalui Keppres No.25 tahun 1959 dan kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963.

    Kini jaringan kerja PMI tersebar di 30 Daerah Propinsi / Tk.I dan 323 cabang di daerah Tk.II serta dukungan operasional 165 unit Transfusi Darah di seluruh Indonesia.

    PERAN DAN TUGAS PMI
    Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.

    Tugas Pokok PMI:
    + Kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana
    + Pelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan
    + Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
    + Pelayanan transfusi darah ( sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 18 tahun 1980)
    Dalam melaksanakan tugasnya PMI berlandaskan pada 7 (tujuh) prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yaitu Kemanusiaan, Kesukarelaan, Kenetralan, Kesamaan, Kemandirian, Kesatuan dan Kesemestaan.
    .